Perkembangan media elektonik dalam hal ini media online cukup berkembang di NTT. Saat ini jumlah media online di NTT hampir mencapai 50 media.
Hal ini disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Marius Jelamu,M.Si , Senin (17/6/2019).
Menurut Marius, di era teknologi digital yang berkembang pesat saat ini, media online juga berkembang pesat di NTT.
“Media online itu bagus, karena dapat menembus dunia internasional. Namun, pemberitaan media online di NTT belum memberi informasi yang lengkap,” kata Marius.
Dijelaskan, jika cara menulis yang sepotong -sepotong dan tidak sesuai kaidah jurnalistik, maka akan membuat pembaca tidak dapat memahami substansi yang diberitakan, akhirnya pembaca tidak bisa juga mengikuti persoalan atau informasi yang disampaikan.
“Semua media harus memegang teguh etika pers, termasuk media online, karena secara alamiah masyarakat akan mengikuti pemberitaan media online. Jika pemberitaannya profesional, berkualitas ,memenuhi kaidah jurnalistik, maka pembaca akan jadikan sebagai referensi dan sebaliknya,” kata Marius.
Dia menjelaskan, pemerintah memang senang apabila banyak media online karena media ini bisa menembus dunia internasional dan memiliki jejaring. Bahkan, lanjutnya, media online harus bisa memberi informasi yang lengkap dan terstruktur.
“Media online ini sangat cepat menyebar dan dijangkau sampai dunia internasional dan memiliki jejaring. Karena itu, wartawan media online harus profesional dan menyajikan berita-berita atau informasi yang dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.
Selain itu, lanjutnya,media online harus berintegritas, menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Bahkan bisa juga menggunakan Bahasa Inggris dan lainnya, karena media ini menembus dunia internasional.
“Jika kondisi itu dilakukan, maka wartawan media online juga harus bisa menampilkan berita yang dapat menembus pasar dunia. Kondisi itu ,otomatis harus bisa membuat berita dengan Bahasa Internasional,” katanya.
Dia mengakui, saat ini masyarakat sudah sangat cerdas dan memiliki pilihan untuk membaca berita melalui media massa.
Ditanyai soal media online di NTT, ia mengakui, media online di NTT masih ada kekurangan, yakni logika membahasakan berita. Tentu jika ingin berita berkualitas, maka harus juga mengekspos pendapat-pendapat dari para pakar atau ahli sesuai dengan masalah atau isu yang akan ditampilkan media.
“Kenapa Kompas itu masih eksis dan pemberitaannya berkualitas disertai kajian dan analisis para pakar. Jadi harus berani tampilkan pendapat ahli atau pakar ketika kita hendak memberitakan suatu isu, bukan tampilkan opini dari kita sendiri atau opini dari pengelola, apalagi kalau pengelolanya namkak lalu beri opini sendiri,” katanya.
Terkait media online Pos Kupang/Tribunnews, ia mengakui sudah bagus. “Untuk Pos Kupang online sudah bagus, hanya saja masih tampilkan berita yang sepotong-sepotong. Media online harus dikelola dengan baik, maka semua orang akan membacanya,” kata Marius.
Sedangkan, media Pos Kupang cetak, ia mengakui, sudah baik karena mengikuti penulisan gaya Kompas.
“Media online Pos Kupang ,saya juga baca, namun kadang saya lewatkan atau hanya sekilas membaca. Saya selalu baca berita-berita dari media internasional,” ujarnya.
sumber : tribunnews.com