Pemerintah Kalimatan Timur (Kaltim) menjadikan digitalisasi sebagai motor dalam menyokong perekonomian dan usaha di masa pandemi Covid-19. Demikian terekam dalam road to Indonesia Digital Conference (IDC) Asosiasi Media Siber (AMSI) di provinsi ini.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Provinsi Kaltim, M Aswin mengatakan, peran UMKM dalam pembangunan daerah menjadi harapan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan kedua 2021 mencapai 5,78 persen, meningkat dari tahun sebelumnya 2,85 persen,” ungkapnya.
Lebih jauh Aswin menjelaskan, upaya mengembangkan digitalisasi, banyak pelaku UMKM belum tersentuh program ini, karena masalah akomodir dari pemerintah pusat.
Pemimpin Divisi Kredit dan Konsumer Bank Kaltimtara, Taufik Culrakhman menyampaikan, keberadaan UMKM dalam pertumbuhan ekonomi menjadi penting, meski dalam dua dekade belum mengalami perubahan. “Perlu memahami dan memenuhi kebutuhan UMKM dalam kondisi pandemi,” ujarnya.
Menurutnya, dukungan ke UMKM harus terus diberikan, karena kelompok ini termasuk sektor yang rawan dari goncangan di masa pandemi, baik dari segi penawaran dan permintaan. “Pemanfaatan pasar digital juga masih rendah, dari 64,2 juta pelaku UMKM, baru 13 persen yang sudah memanfaatkan marketplace atau bisnis secara online.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Darmansjah M Prijanto menjelaskan, banyak UMKM memiliki produk berdaya saing, namun tidak mampu melakukan ekspor karena masalah akses, strategi, pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menembus pasar ekspor. Tidak hanya itu, permintaan pasar global yang meningkat, kadang terkendala pembiayaan untuk peningkatan produksi.
Sisi lain masih ada pelaku UMKM tidak memahami pembiayaan perbankan. “Perlu kurikulum dan pengembangan UMKM go eksport, sesuai kebutuhan yang terus berkembang,” ujarnya.
AMSI juga menghadirkan pelaku startup lokal Kaltim yaitu Utari Octavianty, pemilik “Aruna Indonesia”. Ia memiliki fokus usaha membantu para nelayan di berbagai daerah, khususnya dalam pengembangan usaha kelautan dan perikanan.
Menurutnya, pengembangan usaha lewat digitalisasi, akan membantu masyarakat dalam meningkatkan usahanya. Saat ini banyak dimanfaatkan bagi pelaku usaha dibidang kelautan dan perikanan, baik dari strategi peningkatan produk atau tanggapan maupun pemasaran.
Rektor Universitas Balikpapan (UNIBA), Isradi Zainal menyampaikan, UMKM salah satu sektor ekonomi yang cukup kuat dalam situasi ekonomi melemah, contohnya saat krisis politik dan ekonomi 1998. UMKM juga memiliki kontribusi besar dalam Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 61.97 persen atau sebesar Rp8,5 triliun dari total PDB nasional di tahun 2020.
“Pengembangan UMKM melalui digitalisasi sangat diharapkan, untuk mengembangkan usaha, di masa ekonomi lagi lesu, utamanya di masa pandemi ini,” jelasnya.
Hanya saja tantangan para pelaku UMKM, di antaranya minimnya modal usaha, pengelolaan keuangan belum efisien dan kurangnya inovasi produk. Walaupun, beberapa pelaku usaha UMKM telah memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan usahanya. “Dunia digital juga banyak membantu pelaku usaha UMKM untuk memaksimalkan pemasaran produk,” paparnya.
Sesi webinar Kaltim ini mendapat dukungan dari mitra kampus yaitu Universitas Mulawarman, Universitas Islam Negeri Samarinda, Universitas 17 Agustus Samarinda, Universitas Mulia (Samarinda), Universitas Balikpapan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan dan Politeknik Negeri Balikpapan. Webinar yang mengambil tema “Digitalisasi UMKM, Solusi Jitu Membangkitkan Ekonomi Kalimantan Timur” ini dipandu Andi Suraya Mappangile (Dosen Universitas Balikpapan).
IDC AMSI 2021 mendapat dukungan sponsor dari Google, BNI, Astra, Bank Raya, PT. PLN Persero, Pertamina, bank bjb, PT. Bank Central Asia. Tbk, PT. Bank Pembangunan Daerah Bali, Bank Jatim, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Bali Mall, Kedai Tiga Nyonya, MS Glow dan Bank Kaltimtara.