I Putu Artayasa pendiri media siber Balipuspanews.com yang juga anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Bali, Kamis (2/7/2020), berpulang.
Ia dikabarkan meninggal dunia karena terserang penyakit jantung yang telah dideritanya selama ini.
Sontak kabar duka ini menyelimuti insan pers di Bali, lantaran almarhum merupakan salah satu jurnalis senior di Pulau Dewata.
Rohmat yang merupakan Sekretaris AMSI dari media Kabarnusa.com saat dikonfirmasi membenarkan meninggalnya jurnalis senior di Bali itu.
Pihaknya juga mengakui jika almarhum merupakan salah satu anggota AMSI.
“Untuk meninggalnya saya kurang tahu persis. Namun teman-teman mengatakan dini hari tadi,” ungkapnya saat dikonfirmasi.
Seperngetahuannya, almarhum meninggal di RSD Mangusada Kabupaten Badung.
Hanya untuk waktu pastinya belum diketahui.
“Tapi menurut teman-teman media, yang sempat kontak dengan pihak keluarga, rencananya jenazah almarhum akan dikremasi di Mumbul nanti pukul 18.00 Wita,” akunya.
Disinggung mengenai sosok Arthayasa, Rohmat mengaku Arthayasa merupakan sosok yang baik.
Bahkan latar belakang jurnalistiknya juga cukup lama.
“Kalau tidak salah akhir tahun 2020 dia sempat mengelola media cetak juga. Bahkan sampai sekarang juga bergerak di jurnalistik,” katanya.
Lanjut dijelaskan, Artayasa dalam diskusi-diskusi selalu mengungkapkan cita-citanya di dunia jurnalistik, yaitu menginginkan pers yang sehat.
Selain itu, ia juga memikirkan bagaimana mengelola perusahaan pers yang profesional.
“Dia kan sampai berani keluar uang sendiri untuk meningkatkan kapasitas dirinya, dengan meningkatkan kompetensinya,” jelasnya.
Arthayasa menginginkan jurnalis di Bali benar-benar mematuhi kode etik jurnalistik.
Pasalnya, tujuan pers adalah mulia yang memberikan informasi jelas dengan sumber yang jelas.
“Almarhum menginginkan membangun iklim pres yang sehat sehingga itu menjadi rujukan di masyarakat. Hal itu dilakukan karena almarhum melihat tujuan mulia pers dikotori oleh peraktek-peraktek yang tidak jelas,” katanya
Rohmat menjelaskan, menurut almarhum Arthayasa, ada beberapa oknum yang mengatasnamakan pers untuk memenuhi kepentingan pribadi, atau kelompok tertentu, dan bukan untuk menyuarakan idealismenya.
“Intinya dia tidak menginginkan pers itu digunakan praktek pragmatisme pers, dan dibilang masih banyak,” jelasnya, sembari mengatakan semua itu adalah perjuangan panjang.
“Selain itu, pres juga mempunyai kepentingan bisnis, tapi jangan sampai membuat independen pers ikut tergerus,” ungkapnya menirukan cerita almarhum.
Rohmat mengaku kehilangan sosok almarhum Arthayasa, ia berencana ikut mengantarkan jenazah di Mumbul.
“Teman-teman di AMSI masih rembuk ini, pasti ada perwakilan ke sana. Tapi rencananya kami juga ingin menggalang donasi buat almarhum,” pungkasnya.
sumber : tribunnews.com