Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerja sama dengan Google News Initiative dan Internews menyelenggarakan Halfday Basic Workshop “Hoax Busting and Digital Hygiene” di Aula Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo (12/7).
Kegiatan yang dibuka untuk masyarakat umum tersebut dihadiri oleh 70 peserta. Mereka yang hadir dibekali oleh dua orang trainer dengan beberapa materi dan penggunaan tools-tools yang ada di Google, untuk memverifikasi informasi.
Setelah merima materi, peserta yang hadir diharapkan mampu untuk mencegah dan mendeteksi peredaran informasi palsu, hoaks dan misinformasi yang marak beredar. Serta mampu membentuk pengamanan diri di dunia digital.
Menurut Budi Nurgianto, salah satu trainer, Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk terbanyak yang termakan berita bohong atau hoaks, karena 54% dari total penduduknya yang menggunakan internet tidak diimbangi dengan literasi media yang mumpuni.
Dia juga melanjutkan jika berita bohong akan dipercayai apabila selalu diinformasikan secara terus menerus, “untuk mencegah hal tersebut harus diimbangi dengan tingkat literasi yang cukup,” ujarnya.
Sementara menurut Ronny Buol, trainer lainnya, media masa yang seharusnya bisa membendung berita bohong, malah terjebak dan ikut memberitakan dan menyebarkan berita bohong tersebut kepada masyarakat umum, “seperti pemukulan Ratna Sarumpaet dan Audrey yang sempat heboh kemaren,” ungkapnya.
Dengan adanya workshop tersebut, diharapkan kepada peserta yang hadir bisa membedakan dan memverifikasi berita hoaks. Selain itu peserta juga diajak untuk mengumpulkan data tentang berita palsu dan hoax yang marak beredar untuk dilaporkan ke website Mafindo pada www.turnbackhoax.id/lapor-hoax dan www.Cekfakta.com.
Selain menggelar workshop kepada masyarakat umum, AJI dan Google News Initiative dan internews juga melaksanakan pelatihan kepada 27 jurnalis terpilih yang akan dilaksanakan pada tanggal 13-14 Juni 2019 di Hotel Maqna.