Misi pelestarian Bahasa Indonesia dan tata cara penulisan yang benar, terus dilakukan oleh Balai Bahasa Jawa Timur.
Dengan menggandeng anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur, Balai Bahasa melakukan penyuluhan kepada media. Kegiatan ini dilaksanakan mulai 18-19 September 2019 di Ruang Deteksi, Graha Pena Surabaya.
Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Mustakim mengatakan, media mempunyai peran besar dalam berbahasa dan penulisan, sehingga diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Melalui media massa, kami harap masyarakat dapat teredukasi dalam berbahasa dan cara penulisan yang benar,” terang Mustakim.
Mustakim menjelaskan lebih lanjut, selama ini pihaknya banyak menemukan tulisan dengan bahasa asing yang terpampang di berbagai instansi pemerintah. “Seharusnya pemerintah memberikan contoh yang baik. Namun, saat ini justru banyak tulisan dengan menggunakan bahasa asing di berbagai kantor instansi,” keluhnya.
“Bahasa Indonesia ditetapkan dalam undang-undang sebagai bahasa kesatuan Bangsa, kami berharap warga negara asing yang bekerja di sini, diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia,” paparnya..
Guru Besar Unesa Prof. Dr Suyatno dalam sesi penyuluhan menyatakan dirinya justru banyak menemukan berita yang berisi radikalisme. “Sadar atau tidak, justru dalam penulisan yang dimuat dalam berita, banyak terdapat bahasa radikalisme,” ungkapnya.
Suyatno meminta kepada media, agar lebih teliti dalam penulisan, agar masyarakat yang membaca tidak terpancing. “Radikalisme itu bukan berarti menulis bernada ancaman, ajakan berbuat rusuh. Tapi dengan berita yang memancing reaksi masyarakat termasuk radikal,” ujarnya.
“Melalui media, kami harap masyarakat dapat teredukasi dalam berbahasa Indonesia, baik pengucapan maupun cara penulisan,” pungkas Suyatno.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur, Arief Rahman, sangat mengapresiasi dan mendukung penuh agenda yang diinisiasi Balai Bahasa Jawa Timur.
“Bahasa Indonesia ini aset terbesar Bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan juga identitas budaya Indonesia dalam percaturan global. Jadi wajib bagi kita untuk menjaga dan terus melestarikan,” tuturnya.
AMSI sebagai wadah perhimpunan media-media siber pun merasa terpanggil untuk menjadi garda terdepan mengedukasi penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
“Kita ini produsen kata-kata, dan tiap hari berkutat dengan bahasa Indonesia dalam konteks menyampaikan informasi ke publik. Jadi sudah selayaknya lebih mumpuni dalam berbahasa Indonesia,” tukas Arief Rahman yang juga Pemimpin Umum Lensaindonesia.com.