AMSI.OR.IDAMSI.OR.ID
  • Beranda
  • Tentang
    • Sejarah AMSI
    • Visi dan Misi
    • Pengurus
    • Anggota AMSI
    • AMSI Crisis Center
    • Isu Strategis
    • Pendiri
    • Staf
  • AD/ART
    • Anggaran Dasar AMSI 2023
    • Pandun Bisnis dan Etika Bisnis
    • Peraturan Pengurus
    • Prinsip Dasar Penggunaan Artificial Intelligence
  • Kabar
  • Dokumen
  • Crisis Center
  • Agensi AMSI
  • Trustworthy News
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Tentang Kami
    • Sejarah AMSI
    • Visi dan Misi
    • Isu Strategis
    • Pendiri
  • Pengurus
    • Pengurus
    • Staf
  • Anggota
  • Agenda
  • Program
    • Program Berjalan
    • Program Sebelumnya
Facebook X (Twitter) Instagram
AMSI.OR.IDAMSI.OR.ID
  • Beranda
  • Kabar
    • Berita
    • Kegiatan
    • Press Release
  • Dokumen
    • Organisasi
    • Modul
    • Riset
  • Crisis Center
  • Agensi
  • Trustworthy News Indicators
Daftar
AMSI.OR.IDAMSI.OR.ID
Home»Berita»Di Acara Pisah Sambut Dewan Pers, M Nuh Ingatkan Soal Tantangan Terkini Media
Berita

Di Acara Pisah Sambut Dewan Pers, M Nuh Ingatkan Soal Tantangan Terkini Media

Redaksi AMSIBy Redaksi AMSI14 Juni 2019
Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

Pengurus Dewan Pers periode 2016-2019 melakukan pisah sambut dengan pengurus yang baru (2019-2022) di Hotel Sari Pasific, Jakarta Pusat.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise; Ketua KPU Arief Budiman dan sejumlah tokoh lainnya.

Ketika memberikan sambutan, Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh mengharapkan media dapat menjadi mediator yang hadir di antara masyarakat.

“Tantangan media sekarang itu ikuti saja pola kaidah keilmuan, mulai dari data informasi knowladge. Sehingga enggak mungkin mendapat informasi oksigen yang fresh lalu data tak jelas, karena informasi harus dapat dari data. Baru dari situ informasi diolah jadi knowladge,” kata M Nuh, Jakarta, Rabu (12/6/2019).

Selain itu, dia menyebut media harus memiliki peran dalam mengedukasi masyarakat. Sebab, dia menilai sejumlah masyarakat masih kesulitan dalam menyaring berita yang ada.

“Media harus punya fungsi yang kedua yaitu melakukan pemberdayaan di masyatakat, dari pemberdayaan itulah maka fungsi yang ketiga, adalah pencerahan. Maka akan tambah jelas media bisa memastikan mana yang salah dan benar,” ucap M Nuh.

Mantan Ketua Dewan Pers periode 2016-2019, Yosep Adi mengatakan dalam demokrasi saat ini, pers sangatlah penting. Sebab, ketika eksekutif, yudikatif dan legislatif bermasalah dapat menjadi pilar keempat demokrasi.

“Pers yang harus tepat dan krtis menyampaikan kritik-kritiknya. Pers harus menyampaikan peringatan-peringatan sebagai bagian early warning system,” jelasnya.

Sebelumnya, mantan Menteri Pendidikan Nasional era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Mohammad Nuh, terpilih menjadi Ketua Dewan Pers Periode 2019-2022 menggantikan Yosep Adi Prasetyo.

Serah terima jabatan dari Yosep Adi Prasetyo kepada Muhammad Nuh dilakukan di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat pada Selasa, 21 Mei 2019.

Sebelumnya, melalui Keputusan Presiden Nomor 33/M tahun 2019, ditetapkan pemberhentian anggota Dewan Pers periode 2016-2019, sekaligus pengangkatan sembilan anggota Dewan Pers periode 2019-2022.

Pemilihan ketua dilakukan oleh sembilan anggota Dewan Pers periode 2019-2022. Sembilan anggota itu adalah dari unsur wartawan (Arif Zulkifli, Hendry Ch Bangun, dan Jamalul Insan), unsur perusahaan pers (Ahmad Djauhar, Agung Darmajaya, dan Asep Setiawan), serta unsur tokoh masyarakat (Agus Sudibyo, Hassanein Rais, dan Mohammad Nuh).

Ketika memberi sambutan, Muhammad Nuh mengatakan Dewan Pers ingin mendorong media memperkuat fungsi edukasi publik karena ketika masyarakat sudah tercerahkan maka self sensoring secara otomatis akan terbentuk.

“Ketika masyarakat semakin cerdas dan dewasa, mereka tahu berita yang tidak beres, dia sudah punya self sensoring,” kata Mohammad Nuh.

Mohammad Nuh mengatakan ingin memperkuat fungsi pencerahan kepada masyarakat karena saat ini banyak informasi bohong alias hoaks yang berseliweran di tengah masyarakat.

Ia meminta media menjadi pencerah informasi tersebut dengan menitikberatkan pada aspek verifikasi.

“Karena saat ini berita itu macam-macam, dan pemikiran macam-macam, ada media yang bisa mencerahkan. Itu untuk memperkuat nasionalisme,” kata Mohammad Nuh, seperti dilansir Antara.

sumber : liputan6.com

Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

INFO LAINNYA

Jelang Pemilu 2024, AMSI Gelar Pelatihan Cek Fakta di Sumbar

8 November 2023

Pelatihan Cek Fakta #1: AMSI Latih 30 Jurnalis Bendung Hoaks Jelang Pemilu 2024

1 November 2023

Indeks Kemerdekaan Pers 2023 Turun 6,30 Poin

31 Agustus 2023

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Info Terbaru

Diskusi Terbuka AMSI What’s Next After Publisher’s Right: AI For Media

24 November 2023

Pemilu Terancam Hoaks, Lawan dengan Kolaborasi

23 November 2023

Akhiri Seri Pelatihan Cek Fakta di Solo, AMSI Total Sudah Melatih 150 Media

20 November 2023

Pelatihan Cek Fakta 31 Media Kawasan Indonesia Timur, Perlu Perluas Distribusi ke Medsos

15 November 2023

Jelang Pemilu 2024, AMSI Gelar Pelatihan Cek Fakta di Sumbar

8 November 2023

Pelatihan Cek Fakta #1: AMSI Latih 30 Jurnalis Bendung Hoaks Jelang Pemilu 2024

1 November 2023
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Beranda
  • Tentang
  • Pengurus
  • Anggota
  • Pendaftaran
© 2023 AMSI.OR.ID | Asosiasi Media Siber Indonesia

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.