Dewan Pers membentuk kelompok kerja (pokja) bersama pelaku industri media danstakeholder terkait, untuk menyelamatkan industri media di Indonesia. Saat ini industri media dibayang-bayangi keterpurukan menyusul adanya disrupsi teknologi.
Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh mengatakan dunia media mengalami perubahan setelah munculnya pengepul berita atau agregator. Mereka secara sewenang-sewenang mengambil berita dari media arus utama.
“Kami Dewan Pers membentuk tim atau taskforce untuk memikirkan dan mengidentifikasi apa saja perkara yang sekarang dihadapi. Apa saja yang dilakukan agar media bisa tetap sustain (kuat),” ujar M Nuh di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Januari 2020.
Pokja tersebut akan bertindak cepat untuk tetap menjaga industri media bisa berjalan sehat, tidak berujung pada gulung tikar. Pelaku media juga dapat menjalankan prinsip-prinsip jurnalistik sesuai keakuratan data dan fakta yang ada.
“Media-media yang sudah terdaftar, teruji terhadap etika, kode etik, dan seterusnya itu yang harus bertahan. Harus tumbuh dengan baik. Sehingga sekali lagi tim (Pokja) ,tadi itu memikirkan (keberlanjutan media),” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Forum Pimpinan Redaksi (Pempred) Kemal E Gani mengatakan adanya agregator membuat bisnis media tidak sehat. Tidak jarang pengepul membuat judul berita yang bombastis untuk menarik para pembaca.
“Google kasih instentif bagi media digital yang dibaca viewers. Untuk kejar itu, banyak mediayang tidak jelas dan memuat judul bombastis,” tuturnya.
Kemal berharap Pokja dapat berjibaku untuk menata ekosistem media agar lebih sehat. Media arus utama harus tetap berjalan sesuai fungsinya.
“Dengan ikhtiar ini, kami berharap ada penataan yang lebih baik, hubungan yang lebih profesional antara media konvensional dengan agregator,” pungkasnya.
Berikut pihak-pihak yang terlibat dalam Pokja:
1. Agus Sudibyo
2. Arif Zulkifli
3. Ahmad Djauhar
4. Agung Dharmajaya
5. Mirza Zulhadi
6. Abdul Manan
7. Makroen Sanjaya
8. Purwanto
9. Shanti Ruwyastuti
10. Teguh Suharjono
11. Candi Sinaga
12. Wenseslaus Manggut
13. Wilson Lumi
14. Kemal Effendi Gani
15. Andry Novelino
16. Agung Suprio
17. Bambang Harymurti
18. Imam Wahyudi
sumber : medcom.id