Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wens Manggut menilai kerjasama antara industri media digital dan publisher penting supaya terbangun hubungan saling menguntungkan.
Wens menjelaskan, kerjasama itu menjadi penting karena sistem arus informasi saat ini terjadi ketimpangan antara industri media selaku produksi konten yang hanya mendapatkan traffic asli pengunjung sekitar 20 persen sangat jauh ketimbang publisher yang mencapai 80 persen.
“Karena media digital lebih ke produksi konten. Sedangkan distribusi dikuasai oleh tech company sebagai publisher. Dengan landskap media seperti sekarang ini membuat publisher jauh lebih menguntungkan ketimbang si produksi konten,” ujar Wens dalam webinar ‘Transformasi Media Untuk Bertahan di Era New Normal’ Kamis(23/7).
Selain ketimpangan pendapatan dampak lainnya menurut dia, sistem algoritma pada optimisasi mesin pencari atau Search Engine Optimization (SEO) yang terkadang prakteknya saling bertentangan dengan jurnalistik.
Akibatnya, kata Wens, para pekerja media tak hanya dituntut untuk bisa menulis sesuai kaidah jurnalistik, namun juga harus ikut memahami kemampuan lain untuk dapat mempelajari sistem algoritma.
“Nah, apakah algoritmanya ramah jurnalistik, ramah kode etik, ramah jurnalisme yang berkualitas, tidak. Algoritma di google itu kan makin sering keyword itu nongol dijudul makin besar reward kita ada di atas. Jadinya sering sekarang judul seperti tulisan, supaya makin besar peluangan konten ada diurutan satu,” ujar dia.
Oleh sebab itu, Wens mengatakan, sangat penting untuk adanya pola kerjasama baru antara industri media dan publisher agar lebih baik.
“Jadi posisi seperti itu kita semua bersama-sama harus mencoba cari kolaborasi yang pas. Agar terdapat titik keseimbangan yang baik untuk kedepannya,” ujar dia.
sumber : merdeka.com